Profil Diriku

Written on 18.35 by angga


Sekitar 21 tahun yang lalu, tepatnya pada hari kamis tanggal 27 bulan pebruari tahun 1992 pukul 15:30, lahirlah aku di rumah bersalin seorang bidan yang bernama Ibu Sunarti. Ibuku bernama Marlinah dan ayahku bernama Mohammad Sabur, lalu aku pun diberi nama Mohammad Angga Saputra. Aku merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Aku memiliki dua seorang adik laki - laki yang bernama Muhammad Farhan Saputra dan Muhammad Iqbal Saputra. Ayahku berasal dari Jakarta dan ibuku berasal dari kuningan, Bogor.


Dahulu ketika aku masih kecil, aku pernah tinggal di rumah kontrakan di daerah Warakas, Jakarta Utara. Tetapi pada saat aku berumur 4 tahun, aku pindah ke rumah nenek dan kakekku yang beralamat Taman Wisma Asri Blok AA 8 Nomor 81, Bekasi Utara, mereka merupakan orangtua dari ibuku. Nenekku bernama icah dan kakeku bernama Suwanda, meraka berdua sangat menyayangi aku. Ketika aku masih kecil, aku sangat di manja oleh mereka, nenekku suka menyuapi aku makanan sedangkan saat aku masih TK kakekku sering mengantarkan aku ke sekolah menggunakan sepeda dan juga kakekku sering mengajak aku untuk memancing ikan bersama. Orangtuaku sangat sibuk, mereka bekerja sebagai Pegawai negeri sipil, ibuku bekerja di kantor Departemen Dalam Negeri (Depdagri) di daerah Kalibata sedangkan ayahku bekerja di kantor Departemen Perhubungan Laut di daerah Tj. Priok, karena itulah nenek dan kakekku yang merawat aku ketika mereka sedang bekerja.

Saat kecil aku sekolah di TK Al - Manar, lalu setelah itu aku bersekolah di SDIT AL- Manar. Setalah 6 tahun SD, aku pun masuk ke SMPN 21 Bekasi. Alesannya aku masuk ke SMPN 21 Bekasi karena disana ada tante aku yang menjadi guru di sekolah tersebut, dan banyak tetanggaku yang juga masuk ke sekolah tersebut. Sebelum masuk SMP, ayahku membelikan aku sepeda baru supaya aku bisa bersepeda ke sekolah, tetapi lama kelamaan aku lebih memilih untuk berjalan kaki saat berangkat maupun pulang sekolah, alesannya karena lebih banyak teman – temanku yang berjalan kaki,  jadi ketika berangkat ke sekolah, aku bisa berangkat bersama teman – temanku, begitu juga saat pulang sekolah.

Ketika kelas satu SMP semester 1, aku duduk bersebelahan dengan Ikhsan Fahmi, dia salah satu murid yang pintar di kelasku, tetapi sebenarnya masih banyak murid – murid yang pintar di kelasku. Aku pun selalu bersaing nilai dengan dia, tetapi aku selalu kalah dengannya. Semester 1 pun telah selesai, saatnya untuk pembagian rapor, tetapi beberapa hari sebelum pembagian rapor, wali kelasku memberitahukan peringkat 1 sampai 10 di kelasku, dan tidak aku sangka kalau aku mendapatkan peringkat pertama, aku pun sempat tidak percaya kalau aku mendapatkan peringkat pertama. Tetapi hatiku tetap senang dan gembira karena telah mendapatkan peringkat pertama. Sejak aku SMP, aku selalu menjadi tempat curhat untuk teman – temanku dan sampai saat ini pun aku tetap menjadi tempat curhat mereka, mereka sering sekali curhat tentang masalah orangtua, teman, atau pun masalah dengan pacar. Aku tidak tahu kenapa mereka curhat ke aku, tetapi aku merasa senang karena aku bisa membantu teman – temanku yang sedang kesusahan dan memberikan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah mereka.

Ketika memasuki SMA, aku mencoba untuk mendaftar ke SMAN 4 Bekasi. Karena jarak SMAN 4 cukup jauh dengan rumahku, akhirnya ayahku membelikan aku sebuah sepeda motor bekas yaitu Honda Supra fit. Karena ini sepeda motor pertamaku, aku pun merawat motor tersebut agar tidak cepat rusak. Tetapi nasib berkata lain, aku pun akhirnya tidak di terima di SMAN 4 Bekasi karena nilaiku tidak memenuhi syarat untuk masuk di SMA tersebut, lalu ayahku pun langsung mendaftarkan aku di MAN 1 Bekasi. Awalnya aku tidak mau masuk sekolah itu, karena banyak hafalan bahasa arabnya dan aku tidak ahli dalam menghafal. Tetapi lama – kelamaan aku pun mulai terbiasa dengan sekolah ini, dan di sekolah inilah aku mendapatkan banyak teman lagi.

Saat aku kelas dua SMA tepatnya malam hari pada akhir bulan maret tahun 2008, rumahku berselimut duka karena kakekku telah meninggal dunia akibat penyakit stroke yang dialaminya. Kepergiannya menimbulkan luka yang dalam buat aku dan keluargaku, tetapi aku pun mencoba untuk tabah dan ikhlas menerima semua ini. Lalu akhirnya keesokan harinya pukul 10:00, kakekku di makamkan di TPU Perwira yang tidak jauh dari rumahku. Semenjak kakekku meninggal, nenekku pun akhirnya tidur sendiri, tetapi adikku yang bernama Iqbal setiap malam selalu tidur di tempat nenek. Jadi nenek tidak sendirian ketika tidur.

Selama 3 tahun aku SMA, akhirnya aku pun lulus dengan nilai yang memuaskan. Aku pun mencoba ikut SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri ), aku memilih 2 universitas yaitu Universitas Negeri Jakarta dan Universitas Indonesia. Tetapi setelah melalui beberapa test, akhirnya aku tidak di terima di perguruan tinggi tersebut. Lalu aku pun mendaftar ke Universitas Gunadarma yang berlokasi di Kalimalang, Bekasi. Di Universitas tersebut, aku mengambil jurusan Sistem Komputer, karena semenjak SMA aku sudah menyukai segala seuatu yang berhubungan dengan komputer.

Pada pertengahan bulan desember tahun 2012, nenekku meninggal dunia. Beliau meninggal karena penyakit sesak nafas. Kepergiannya membuat keluarga dan tetangga – tetanggaku merasa kehilangan, karena nenekku termasuk orang yang mudah akrab dengan orang lain dan nenekku meninggal secara tiba – tiba sehingga tengga sekitar rumahku merasa kaget dan heran. Tiga hari sebelum nenekku meninggal, aku sempat mengantarkan nenekku ke kantor kelurahan untuk mengaktifasi kartu e-KTP. Keesokan harinya nenekku minta di anterin ke kantor pos untuk mengambil gaji pensiunannya, tetapi karena keadaan nenek yang kurang sehat, niat untuk ke kantor pos pun di batalkan. Lalu keesokan harinya tepatnya hari minggu, ibuku bersiap – siap untuk pergi dinas ke Surabaya selama 3 hari, tetapi pagi harinya nenekku merasa tidak enak badan, akhirnya nenekku meminta Iqbal untuk mengerokinya, karena adikku tidak bisa, dia pun menyuruh aku, tetapi saat itu aku masih mengantuk karena habis bangun tidur, dan ibuku pun sedang bersiap – siap untuk pergi, jadi akhirnya nenekku meminta tetanggaku untuk mengerokinya, kebetulan tetanggaku ini teman ngobrol nenek setiap pagi di depan rumah. Setelah badannya di kerok, nenek akhirnya tidur. Aku pun langsung melihat keadaan nenek yang sedang tertidur dengan napas yang terengah – engah. Aku sangat sedih melihat keadaan nenek yang sedang terbaring lemah di kasur.

Siang harinya aku pun mengatarkan ibuku ke bandara, tetapi ketika di perjalanan menuju bandara, ibuku di telepon oleh tetanggaku yang memberitahukan kalau nenekku sudah meninggal ketika di bawa ke rumah sakit. Air mata ibuku pun langsung menetes di wajahnya dan niat dinas ke Surabaya pun dibatalkan. Tapi aku tetap mengantarkan ibuku ke bandara untuk memberi semua dokumen kantor ke salah satu teman kerja ibuku. Setelah itu akhirnya kami pun bergegas pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, suasana terasa ramai banyak orang – orang yang berdatangan untuk mengucapkan belasungkawa kepada keluargaku. Didepan rumahku pun di pasang tenda dan juga beberapa bangku. Sebelum jenazah nenekku di mandikan, aku dan ibuku melihat dan mencium kening nenekku untuk yang terakhir kalinya. Keesokan harinya pukul 11:00 nenekku di makamkan di TPU Perwira, tetapi aku tidak bisa ikut ke tempat pemakaman nenekku, karena saat itu aku sedang ada ujian tengah semester, jadi setelah ujian aku pun mendatangi makam nenekku sambil menabur bunga dan berdo’a kepada Allah SWT agar nenekku hidup tenang di alam sana. Hal yang sangat aku sesali sampai saat ini yaitu aku tidak bisa memenuhi kemauan terakhir nenekku, padahal permintaan nenekku sangatlah mudah, hanya saja aku tidak bisa memenuhinya. Bagiku beliau adalah seorang yang berhati baik, sangat penyayang, tidak mudah marah, dan murah senyum. Banyak kenangan yang tidak akan pernah aku lupakan, sehingga setiap hari aku selalu kangen dengan beliau. Aku kangen dengan masakannya, aku kangen dengan senyumannya, aku kangen ngobrol dengannya, dan aku kangen dengan suaranya. Semua pesan – pesan dari nenek tidak akan aku lupakan, pesan terakhir yang nenek katakan kepadaku yaitu harus belajar yang rajin biar pintar, harus sukses kuliahnya biar kelak nanti jadi orang yang hebat.

Dari kecil aku suka sekali bermain game, game pertama kali yang aku mainkan yaitu Mario Bross dan ini merupakan salah satu hobiku yang sangat aku sukai. Aku memainkan game tersebut di nintendo yang di belikan oleh ayahku sebagai hadiah ulang tahunku yang ke 4. Lalu ketika aku berumur 13 tahun, ayahku membelikan aku sebuah playstation 2. Bagiku bermain game merupakan cara yang efektif untuk menghilangkan.stress, jadi ketika aku mengalami suatu masalah yang sulit atau sedang merasa sedih, aku pun langsung bermain game.

Ketika aku masih SD, aku bercita- cita ingin menjadi seorang guru dan ketika aku SMA, aku sangat ingin menjadi manager di suatu perusahaan besar. Tetapi saat ini cita – citaku yaitu ingin memiliki keluarga yang harmonis dan bahagia, memiliki seorang istri yang cantik dan memiliki beberapa anak yang sholeh. Aku ingin menjadi seorang ayah yang hebat, yang bisa mengayomi dan membawa keluargaku ke jalan surga-Nya Allah SWT. Dimana ketika aku pulang kerja, aku di sambut hangat oleh istri dan anakku dan hal itu yang membuat keluarga menjadi harmonis dah bahagia. Karena bagiku, Kebahagian adalah inti menuju impian.  
 

                                                                                                                    (pak sastro)